Sejarah Perkembangan Koperasi di Indonesia
Sejak  lama bangsa Indonesia telah mengenal  kekeluargaan dan kegotongroyongan  yang dipraktekkan oleh nenek moyang  bangsa Indonesia.  Kebiasaan-kebiasaan nenek moyang yang turun-temurun itu dapat  dijumpai  di berbagai daerah di Indonesia di antaranya adalah Arisan  untuk daerah  Jawa Tengah dan Jawa Timur, paketan, mitra cai dan ruing mungpulung daerah Jawa  Barat, Mapalus   di daerah Sulawesi Utara, kerja sama pengairan yang terkenal dengan   Subak untuk daerah Bali, dan Julo-julo untuk daerah Sumatra Barat   merupakan sifat-sifat hubungan sosial, nonprofit dan menunjukkan usaha   atau kegiatan atasdasar kadar kesadaran berpribadi dan kekeluargaan.
Bentuk-bentuk  ini yang lebih bersifat kekeluargaan, kegotongroyongan,  hubungan  social, nonprofit dan kerjasama disebut Pra Koperasi.  Pelaksanaan yang  bersifat pra-koperasi terutama di pedesaan masih  dijumpai, meskipun  arus globlisasi terus merambat ke pedesaan.
Kemajuan  ilmu oengetahuan dan teknologi pada pertengahan abad ke-18  telah  mengubah wajah dunia. Berbagai penemuan di bidang teknologi ( revolusi industri   ) melahirkan tata dunia ekonomi baru. Tatanan dunia ekonomi menjajdi   terpusat pada keuntungan perseorangan, yaitu kaum pemilik modal (   kapitalisme ). Kaum kapitalis atau pemilik modal memanfaatkan penemuan   baru tersebutdengan sebaik-baiknya untuk memperkaya dirinya dan   memperkuat kedudukan ekonominya. Hasrat serakah ini melahirkan   persaingan bebas yang tidak terbatas. Sistem ekonomi kapitalis / liberal   memberikan keuntungan yang sebesar-besarnya kepada pemilik modal dan   melahirkan kemelaratan dan kemiskinan bagi masyarakat ekonomi lemah.
Dalam  kemiskinan dan kemelaratan ini, muncul kesadaran masyarakat  untuk  memperbaiki nasibnya sendiri dengan mendirikan koperasi. Pada  tahun  1844 lahirlah koperasi pertama di Inggris yang terkenal dengan  nama  Koperasi Rochdale di bawah pimpinan Charles Howart. Di Jerman,   Frederich Willhelm Raiffeisen dan Hermann Schulze memelopori Koperasi   Simpan Pinjam. Di Perancis, muncul tokoh-tokoh kperasi seperti Charles   Fourier, Louis Blance, dan Ferdinand Lassalle. Demikian pula di Denmark.   Denmark menjadi Negara yang paling berhasil di dunia dalam   mengembangkan ekonominya melalui koperasi.
Kemajuan  industri di Eropa akhirnya meluas ke Negara-negara lain,  termasuk  Indonesia. Bangsa Eropa mulai mengembangkan sayap untuk  memasarkan  hasil industri sekaligus mencari bahan mentah untuk industri  mereka.  Pada permulaannya kedatangan mereka murni untuk berdagang. Nafsu   serakah kaum kapitalis ini akhirnyaberubah menjadi bentuk penjajahan   yang memelaratkan masyarakat.
Bangsa  Indonesia, dijajah oleh Belanda selama 3,5 abad dan  setelah itu  dijajah Jepang selama 3,5 tahun. Selama penjajahan, bangsa  Indonesia  berada dalam kemelaratan dan kesengsaraan. Penjajah melakukan  penindsan  terhadap rakyat dan mengeruk hasil yang sebanyak-banyaknya  dari  kekayaan alam Indonesia. Penjajahan menjadikan perekonomian  Indonesia  terbelakang. Masyarakat diperbodoh sehingga dengan mudah  menjadi mangsa  penipuan dan pemerasan kaum lintah darat, tengkulak, dan  tukang ijon.
 Masa Penjajahan
Di  masa penjajahan Belanda, gerakan koperasi pertama di Indonesia  lahir  dari inisatif tokoh R. A. Wiriaatmadja pada tahun 1986.  Wiriaatmadja,  patih Purwokerto ( Banyumas ) ini berjasa menolong para  pegawai,  pedagang kecil dan petani dari hisapan lintah darat melalui  koperasi.  Beliau dengan bantuan E. Sieberg, Asisten Residen Purwokerto,   mendirikan Hulp-enSpaar Bank. Cita-cita Wiriaatmadja ini juga mendapat   dukungan dari Wolf van Westerrode, pengganti Sieberg. Mereka mendirikan   koperasi kredit sistem Raiffeisen.
Gerakan  koperasi semakin meluas bersamaan dengan munculnya pergerakan  nasional  menentang penjajahan. Berdirinya Boedi Oetomo, pada tahun 1908  mencoba  memajukan koperasi rumah tangga ( koperasi konsumsi ). Serikat  Islam  pada tahun 1913 membantu memajukan koperasi dengan bantuan modal  dan  mendirikan Toko Koperasi. Pada tahun 1927, usaha koperasi  dilanjutkan  oleh Indonesische Studie Club yang kemudian menjadi  Persatuan Bangsa  Indonesia ( PBI ) di Surabaya. Partaui Nasional  Indonesia ( PNI ) di  dalam kongresnya di Jakarta berusah menggelorakan  semangat kooperasi  sehuingga kongres ini sering juga disebut “ kongres  koperasi ”.
Masa Kemerdekaan
Setelah bangsa Indonesia merdeka, pemerintah dan seluruh rakyat segera menata kembali kehidupan ekonomi. Sesuai dengan tuntutan UUD 1945 pasal 33, perekonomian Indonesia harus didasrkan pada asas kekeluargaan. Dengan demikian, kehadiran dan peranan koperasi di dalam perekonomian nasional Indonesia telah mempunyai dasar konstitusi yang kuat. Di masa kemerdekaan, koperasi bukan lagi sebagai reaksi atas penderitaan akibat penjajahan, koperasi menjadi usaha bersama untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup yang didasarkan pada asas kekeluargaan. Hal ini sangat sesuai dengan cirri khas bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.
Setelah bangsa Indonesia merdeka, pemerintah dan seluruh rakyat segera menata kembali kehidupan ekonomi. Sesuai dengan tuntutan UUD 1945 pasal 33, perekonomian Indonesia harus didasrkan pada asas kekeluargaan. Dengan demikian, kehadiran dan peranan koperasi di dalam perekonomian nasional Indonesia telah mempunyai dasar konstitusi yang kuat. Di masa kemerdekaan, koperasi bukan lagi sebagai reaksi atas penderitaan akibat penjajahan, koperasi menjadi usaha bersama untuk memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup yang didasarkan pada asas kekeluargaan. Hal ini sangat sesuai dengan cirri khas bangsa Indonesia, yaitu gotong royong.
Pada  awal kemerdekaan, koperasi berfungsi untuk mendistribusikan  keperluan  masyarakat sehari-hari di bawah Jawatan Koperasi, Kementerian   Kemakmuran. Pada tahun 1946, berdasarkan hasil pendaftaran secara   sukarela yang dilakukan Jawatan Koperasi terdapat sebanyak 2.500 buah   koperasi. Koperasi pada saat itu dapat berkembang secara pesat.
Namun  karena sistem pemerintahan yang berubah-ubah maka terjadi titik   kehancuran koperasi Indonesia menjelang pemberontakan G30S / PKI.   Partai-partai memenfaatkan koperasi untuk kepentingan partainya, bahkan   ada yang menjadikan koperasi sebagai alat pemerasan rakyat untuk   memperkaya diri sendiri, yang dapat merugikan koperasi sehingga   masyarakat kehilangan kepercayaannya dan takut menjadi anggota koperasi.
Pembangunan  baru dapat dilaksanakan setelah pemerintah berhasil  menumpas  pemberontakan G30S / PKI. Pemerintah bertekad untuk  melaksanakan  Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.  Kehadiran dan  peranan koperasi dalam perekonomian nasional merupakan  pelaksanaan  amanat penderitaan rakyat. Masa pasca kemerdekaan memang  dapat  dikatakan berkembang tetapi pada masa itu membuat perkembangan  koperasi  berjalan lambat. Namun keadaannya sperti itu, pemerintah pada  atahun  1947 berhasil melangsungkan Kongres Koperasi I di Tasikmalaya,  Jawa  Barat.
Kongres Koperasi I menghasilkan beberapa keputusan penting, antara lain :
- mendirikan sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia ( SOKRI )
 - menetapkan gotong royong sebagai asas koperasi
 - menetapkan pada tanggal 12 Juli sebagai hari Koperasi
 
Hambatan-hambatan bagi pertumbuhan koperasi antara lain disebabkan oleh hal-hal berikut :
- kesadaran masyarakat terhadap koperasi yang masih sangat rendah
 - pengalaman masa lampau mengakibtakan masyarakat tetap merasa curiga terhadap koperasi
 - pengetahuan masyarakat mengenai koperasi masih sangat rendah
 
Untuk melaksanakan program perkoperasian pemerintah mengadakan kebijakan antara lain :
- menggiatkan pembangunan organisasi perekonomian rakyat terutama koperasi
 - memperluas pendidikan dan penerangan koperasi
 - memberikan kredit kepada kaum produsen, baik di lapangan industri maupun pertanian yang bermodal kecil
 
Organisasi  perekonomian rakyat terutama koperasi sangat perlu  diperbaiki. Para  pengusaha dan petani ekononmi lemah sering kali menjadi  hisapan kaum  tengkulak dan lintah darat. Cara membantu mereka adalah  mendirikan  koperasi di kalangan  mereka. Dengan demikian pemerintah  dapat  menyalutrkan bantuan berupa kredit melalui koperasi tersebut.  Untuk  menanamkan pengertian dan fubgsi koperasi di kalangan masyarakat   diadakan penerangan dan pendidikan kader-kader koperasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar