Selasa, 31 Mei 2011

TANGISAN TANPA AIR MATA

TANGISAN TANPA AIR MATA


Senja sudah meremang waktu Chaca tiba di rumah. Seorang gadis seusianya yang tidak dikenalnya tengah duduk dibangku teras dengan sikap santai. Penampilannya agak seronok, dengan celana yang sanagt pendek dan T-shirt ketat yang memperlihatkan perut dan pinggulnya. Wajahnya tak terlalu cantik, tapi make up yang rapi mampu menutupi kekurangannya.

“Hay!” sapa gadis itu dengan nada manja, sambil bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Chaca. Seketika rasa tidak suka menyusup ke hati Chaca, tapi Chaca masih bisa menjaga etika. Chaca memaksakan senyum sekilas dengan tampang cuek.
“Kamu Chaca ya?” , Chaca mengiyakan dengan tampang jutek.
“Aku Lala, lupa ya sama aku?”
“Tante Ine yang dibandung ingat gak? Aku anaknya.”
Chaca segera teringat pada tante Ine, adik perempuan papanya.

Aku kedalam dulu ya, Chaca buru-buru langsung masuk kerumah, Chaca melangkahkan kakinya ke kamar tidurnya. Alangkah terkejutnya gadis itu ketika melihat kamarnya yang berantakan. Begitu banyak samaph-sampah bekas dari snack, majalah yang berserakan dilantai, dan seprai kamar tidur yang berantakan. Chaca meletakan tas sekolahnya dan langsung masuk kedalam kamar mamanya.

Ada apa Cha, tanya mamanya,
“kamarku kenapa berantakan seperti itu!”
Iya mama tau, sabar ya sayang. Tadi amma udah menyuruh lala untuk tidur dikamar tamu , tapi dia menolak. Dia bilang ingin sekamar dengan kamu, biar bisa lebih akrab lagi kata mama lembut. Akhirnya Chaca mengalah , gadis itu lebih memilih tidur di kamar tamu sendirian ketimbang tidur dikamarnya dengan Lala.

Siang itu Chaca terbangun dari tidurnya yang pulas akibat ketukan dan suara yang memanggil-manggil namanya. Dengan enggan Ia bangkit dari tempat tidur dan membukakan pintu. Lala berdiri didepan pintu dengan keadaan yang rapi, make up yang tebal dan baju yang bagus.
“sory aku bagunin , soalnya aku mau bilang aku pinjam baju kamu yang ini ya kayaknya pas dan cocok sama aku,” jelas Lala

Betapa terkejutnya Chaca melihat baju yang sudah dipersiapkannya jauh-jauh hari untuk dipakai di acara istimewahnya minggu depan.
Masih banyak baju lain, kenapa harus baju itu tanya CHaca dengan suara gemetaran.
Itu baju buat pesta ulang tahun ku tau !
Iya , tapi aku gak tau Cha, sahut Lala.
Makanya tanya dulu sebelum memakai barang orang.
Chaca langsung menutup kembali pintu kamarnya, dan melemparkan tubuhnya kekasur sambil menangis sekencang-kencangnya.

Chaca kesal,marah tapi apa yang harus dia perbuat, dia hanya bisa pasrah melihat Lala menggunakan bahu itu.
Chaca,kamu kenapa tiba-tiba mama masuk kedalam kamar dan duduk diatas ranjangnya.
Ia menutup wajahnya dengan bantal, gak ada gunanya menceritakan kepada mama, paling-paling yang ia dapatkan cuman nasihat dan ucapan kata sabar.
Mama terus mendesak agar Chaca mau cerita, akhirnya dengan terpaksa Chaca memberitahukan kepada mamanya kalaw Baju baru yang dibelinya utuk acara ulang tahunya minggu depan telah dipakai oleh Lala.

Mendengar itu mama hanya bisa tersenyum dan berkata, sabar ya sayang ntar kita beli baju yang jauh lebih bagus dari itu. Chaca langsung mengangkat wajahnya dan mulai tersenyum.
“oke sekarang kamu mandi dulu, mama gak mau anak amma jadi jelek cuman gara-gara soal itu. Nanti papa pulang kita bicarakan soal lagi, kalaw perlu mala mini juga kita ke butik untuk mencari baju baru buat kamu”

Chaca menurut, tapi janji ya, mama harus tegur dia.
Rencna untuk memesan pakaian malam itu juga batal. Papa member kabar kalaw bakal pulang malam, kegembiraan dihati Chaca sempat surut. Akhirnya dia ,masuk kekamar untuk menyelesaikan tugas fisikanya.

Hampir jam sepuluh malam papa baru pulang dan langsung menanyakan Lala kepadanya
Chaca menjawab dengan singkat “ enggak tau”, lalu merapikan buku-bukanya dan bersiap untuk segera tidur.

Chaca hendak kemar mandi untuk menyikat gigi, tiba-tiba telepon berdering. Anehnya tiba-tiba jantung Chaca langsung berdegup sanagat kencang ketika mendengar suara deringan telepon tersebut.

Papa langsung mengangkat telepon tersebut, Halo? Selamat malam.
Iya saya sendiri. Ada apa ? dimana ? gimana keadaannya?
Yayay saya segera kesana, terimakasih !

Raut wajah papa kelihatan sedih, papa langsung mengatakan barusan yang telpon pihak kepolisian mereka mengatakan kalaw Lala kecelakaan.
Gimana keadaannya tanya mama dengan tampang terkejut, kita disuruh kerumah sakit sekarang. Dengan terburu-buru mereka keluar rumah dan langsung pergi kerumah sakit.

Diperjalanan, Chaca duduk dengan perasaan gelisah, bayangan wajah lala masih terus menghampiri pikirannya, Chaca mencoba mengingat kembalin kejadian-kejadian tadi siang.
Chaca tak henti-hentiya berdoa buat Lala semoga dia tidak kenapa-kenapa.

Sesampainya di Rumah Sakit, mereka terkejut, yang dijumpai mereka hanyalah mayat Lala…
Mama memeluk papa menumpahkan semua kesedihannya di dada papa, sementara Chaca terpaku dengan dada sesak dan menangis dalam hati tanpa air mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar